top of page
No tags yet.

SEARCH BY TAGS: 

RECENT POSTS: 

Life After Surgery

Hi guys!

As you know, 22 Januari lalu akhirnya aku mengangkat kista yang udah hampir lima-enam bulan nongkrong di pipi kanan aku. Alhamdulillah operasinya berjalan lancar and I can't thank you enough untuk teman - teman yang support dan mendoakan agar kulitku kembali "mulus" hehehe :D


Well, di post sebelumnya, aku cerita bahwa pipi aku harus diperban selama seminggu. You know, it was hurt. Yes, it was hurt! Cuci muka susah, ngunyah susah, ketawa pun susah!


Walaupun "susah", aku tetap did my activities seperti biasa. Sehari setelah operasi (23 Januari) aku cuti dan kembali masuk kerja besoknya. Tiga hari pertama aku masih enjoy hanya cuci muka di pipi kiri, jidat dan dagu tetapi di hari keempat, aku mulai merasa wajah aku oily! Bahkan, aku jadi minder karena saat syuting, Mbak Pe dan Fatya Biya makeup-nya on point banget sedangkan aku hanya bisa pakai brow mascara dan lipstick :( *SAD*


Saking oily-nya wajah aku, something happened on Friday, January 26. Perbanku copot! Aku panik dan langsung menempelkan kembali perban itu tetapi sebelum aku tempel lagi, aku berdiri dan ngaca. Okay, aku lihat jahitan itu. Bentuknya xxx dan di ujung jahitan ada benang yang bisa ditarik. Area sekeliling jahitan berminyak banget bahkan ada komedo putihnya. Ya ampun, aku benar - benar bete lihatnya T.T


Aku kasih tahu ibu tentang perban itu. Well, ibu meminta aku untuk calling Suster Maya dan tanya apa perbannya bisa diganti sendiri. Jujur, aku agak ragu kalau ganti sendiri sehingga akhirnya aku kembali lagi ke RS Fatmawati atas permintaan Suster Maya. Aku pun izin untuk enggak masuk kantor hari itu.


Aku pergi tanpa ibu. Sekitar pukul 11 siang, aku sampai dan harus menunggu kurang lebih 15 menit di depan pintu kamar 129, tempat kemarin aku melakukan operasi. Suster Maya datang dan meminta aku masuk. Di dalam, udah ada Dr. Audy juga.


Aku kembali berbaring di kasur ruangan itu. Kasur yang menjadi saksi bisu ketakutan aku menghadapi operasi (lagi sok puitis). Suster Maya membuka perban dan membersihkan bagian yang selama ini tertutup oleh perban itu.


"Lukanya bagus nih, enggak infeksi," ujar Suster Maya.


Dr. Audy menghampiri aku dan mengatakan bahwa wajah aku sangat berminyak. Again, dia menyarankan aku untuk mengurangi makan makanan berminyak (sebenarnya selama seminggu bahkan sampai saat ini aku udah mengurangi makan makanan berminyak dan berhasil sih, tetapi wajah aku dasarnya memang berminyak)


Proses ganti perban enggak berlangsung lama. Bahkan, Suster Maya yang menggantikan perban aku karena Dr. Audy kedatangan pasien yang juga memerlukan tindakan.


FYI, room 129 itu terbagi menjadi dua kamar dan sewaktu perbanku diganti, di kamar sebelah ada anak kecil yang nangis entah karena apa. Laki-laki, nangisnya kencang banget sampai mamanya marah. Dari Suster Maya, aku akhirnya tahu bahwa kaki anak itu terkena api dan memerlukan penanganan intensif dari Dr. Audy.


"Dia udah tiga kali kontrol ke sini, jadi ya tiap kontrol dia tahu kalau dia bakal kesakitan," kata Suster Maya.


Sejenak, aku teringat beberapa tahun lalu, tepatnya waktu SD, aku terkena Polyp dan menjelang operasi aku harus kontrol minimal dua minggu sekali. Tiap kontrol, aku selalu takut dan nangis karena pada kontrol pertama, dokternya menyemprotkan cairan ke hidungku dan itu sakit banget. Jadi, aku mengerti deh bagaimana perasaan anak kecil itu (walaupun akhirnya aku enggak jadi operasi)


Perbanku selesai diganti dan aku diperbolehkan pulang dengan catatan perban baru tetap enggak boleh terkena air dan harus dibuka pada hari Selasa, 30 Januari.


Saat keluar ruangan, aku lihat anak kecil itu masih diperiksa. Ya ampun, kamu enggak akan tega melihat bagaimana kondisi anak kecil itu!


Perban baru aku lebih kecil dan cukup tahan selama 4 hari hingga aku bersama ibu kembali ke RS Fatmawati untuk lepas jahitan pada tanggal yang udah ditentukan.




Selfie level : POOR! By the way, this looks smooth because of the camera effect. Meet me in real life and you're gonna see that those dark spots are still hanging there. Oh, and the reds also!

On my lips : Rollover Reaction - Thulian



Selasa, 30 Januari 2018. Again, room 129 and kasur yang sama.


Dr. Audy dengan hati - hati melepas perban dan jahitanku. Agak ngilu sedikit sih dan sepertinya ada darahnya. Sekitar 10-15 menit aku berbaring sampai akhirnya benang itu lepas semua. Ah, lega! Saking penasarannya, aku ambil cermin kecil dari tas aku and.... bekas luka itu kecil banget, mungkin hanya 2 cm. "Syukur lah," ujarku.


Dr. Audy mengatakan bahwa aku udah bisa cuci muka dan keramas seperti biasa (well, dua kali aku dikeramasin ibu dan Iyab) tetapi aku belum boleh scrub wajah karena takutnya luka itu akan berdarah lagi. Okay, noted doctor!


Selama seminggu, aku rutin mengoleskan cream dari resep Dr. Audy. Bukan obat yang spesifik sih karena aku bisa menebusnya di apotek mana pun.



Bactoderm, resep dari Dr. Audy yang berfungsi untuk mengobati luka dan infeksi



"Kalau ada infeksi atau tiba - tiba merah, kamu kontrol lagi aja ya. Oh iya, untuk cream, itu dipakai selama seminggu aja. Kalau mau kontrol, dua minggu setelah buka perban ya," pesan Suster Maya sebelum aku keluar.


Udah hampir seminggu aku oles cream itu dan progress-nya lumayan terlihat. Bekas jahitannya keliatan menipis! Kata Suster Maya, hasilnya akan terlihat dua sampai tiga minggu setelah aku buka perban which means, insya Allah akhir Februari ini kulit wajah aku akan kembali "cantik" hehehe. Can't thank Dr. Audy and Suster Maya enough for this! You know, they really took care of me and I love them!



Bekas jahitan operasi udah mulai terlihat samar dalam waktu hampir seminggu


Cuci muka seperti biasa lagi, keramas seperti biasa lagi, but unfortunately, ngunyah makanan harus tetap hati - hati dan belum boleh ketawa lebar - lebar. May these days in February come to an end as soon as possible in good ways!


That's it, guys. It's ok kalau kamu jarang minum air putih, jarang makan sayur dan buah, begadang, be an active smoker or a passive smoker but it will never be OK kalau kamu kena kista kayak aku. Setelah mengalami ini selama berbulan - bulan, aku sadar bahwa pola hidup aku saat itu enggak baik dan ya mungkin ini "pelajaran" buat aku untuk sayang dan peduli sama diri sendiri. Remember, you get to love yourself first before loving others!




LOVE,





bottom of page